Multivibrator Astable

Posted on Mei 31, 2020

    Halo semua, kembali lagi di ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas lagi dan lagi salah satu aplikasi dari transistor juga yaitu Multivibrator Astable.Dari arti astable yang berarti tidak stabil ini membuat Multivibrator Astable berbeda dari Multivibrator Monostable dan Multivibrator Bistable yang memerlukan input sinyal external, Multivibrator Astable ini bekerja secara mandiri yang berarti tidak membutuhkan supply sinyal dari luar. 
    
    Pengertian dari Multivibrator Astable adalah suatu rangkaian yang bagian outputnya tidak bisa stabil pada satu keadaan atau level, akan tetapi berubah-ubah secara terus-menerus dari keadaan 0 ke keadaan 1 berulang-ulang. Multivibrator Astabil memiliki pemicu bawaan otomatis yang secara terus-menerus mengaktifkannya antara dua kondisi tidak stabil yang di set dan reset. Dalam rangkaian elektronik, Multivibrator Astabil juga dikenal sebagai Multivibrator yang berjalan bebas karena mereka tidak memerlukan input tambahan atau bantuan eksternal untuk berosilasi. 

    Dari cara kerja Multivibrator Astable ini hampir sama seperti yang Bistable namun pergantiannya otomatis dan waktu periodanya tergantung pada rangkaian RC yang dirangkai pada Multivibrator Astable ini. Untuk menghitung periodanya dapat menggunakan rumus: 

T = t1 + t2

t1 =0.69C1 R3
t2 =0.69C2 R2
Di mana, R berada di Ω dan C di Farad.


Multivibrator Astable - ESM Knowledge

    Pada kali ini saya akan mencoba simulasikan rangkaian untuk Multivibrator Astable ini dengan proteus dan kita akan lihat bagaimana cara kerjanya.
Multivibrator Astable - ESM Knowledge Multivibrator Astable - ESM Knowledge

    Seperti yang terlihat pada gambar diatas, LED hijau dan merah menyala secara bergantian yang dimana dipengaruhi dari rangkaian RC tersebut. Ketika LED hijau menyala, kapasitor C2 akan mengeluarkan muatannya dan mengaktifkan LED hijau dan kapasitor C1 akan mulai mengisi muatannya dalam beberapa waktu. Setelah muatan pada C2 kosong, maka LED hijau akan padam dan LED merah akan menyala karena diberi muatan dari C1 yang telah terisi penuh. Hal ini dilakukan terus menerus selagi sumber tegangan masih aktif dan membuat rangkaian menyala secara Flip-Flop atau bergantian. Sekian untuk pelajaran kali ini, semoga apa yang kita dapatkan kali ini bisa menjadi berkah bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dari penjeasan ini, sampai jumpa di pelajaran yang selanjutnya. 

Download Disini
Share:

Multivibrator Bistable

Posted on Mei 31, 2020

    Halo semua, kembali lagi di ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas lagi salah satu aplikasi dari transistor juga yang bernama Multivibrator Bistable. Ini kebalikannya dari Multivibrator Monostable , Bi bisa diartikan dua atau rangkap dua, Stable berarti stabil dan multivibrator adalah bentuk osilator pengenduran yang terdiri atas dua tingkat yang terhubung sehingga masukan dari tiap tingkat menjadi keluaran dari tingkat yang lain. Jadi Multivibrator Bistable adalah jenis lain dari dua keadaan yang serupa dengan Monostable Multivibrator yang kita lihat di postingan sebelumnya namun perbedaannya kali ini adalah bahwa kedua menyatakan stabil. 
    
    Multivibrator Bistabil dapat dialihkan dari satu kondisi stabil ke yang lain dengan penerapan pulsa pemicu eksternal sehingga, diperlukan dua pulsa pemicu eksternal sebelum kembali ke keadaan semula. Karena multivibrator Bistabil memiliki dua keadaan stabil, mereka lebih dikenal sebagai Latch (kait/kunci) dan Flip-flop untuk digunakan dalam rangkaian tipe sekuensial (berurutan). Hal ini dapat disimpulkan bahwa cara kerja dari Multivibrator Bistable sama halnya seperti Flip-Flop yang telah dijelaskan diatas tadi. 

Palang Pintu Kereta

    Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan gambar diatas kan, yap lampu palang pintu kereta ini menggunakan sistem Flip-flop juga karena nyala lampunya yang bergantian, inilah salah satu pengaplikasian nyata dari Multivibrator Bistable ini. 
Rangkaian Bistable Multivibrator - ESM Knowledge

    Gambar diatas adalah salah satu contoh rangkaian dari Multivibrator Bistable, disini saya akan coba simulasikan rangkaian tersebut pada proteus seperti gambar dibawah ini.


    Dari simulasi ini, ketika kita beri input secara bergantian maka nantinya lampu juga akan menyala bergantian seiring dengan input yang diberikan. Sekian untuk pelajaran kali ini, semoga apa yang kita dapatkan kali ini bisa menjadi berkah bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dari penjeasan ini, sampai jumpa di pelajaran yang selanjutnya.

Download disini
Share:

Multivibrator Monostabil

Posted on Mei 31, 2020


    Halo semua, kembali lagi di ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas salah satu pengaplikasian dari sebuah transistor yang bernama Multivibrator Monostable. Dalam bahasa inggris mono diartikan menjadi satu, stable adalah stabil/tetap dan dalam KBBI multivibrator adalah bentuk osilator pengenduran yang terdiri atas dua tingkat yang terhubung sehingga masukan dari tiap tingkat menjadi keluaran dari tingkat yang lain. Jadi Multivibrator Monostable adalah rangkaian regeneratif berurutan yang sinkron atau asinkron dan digunakan secara luas dalam aplikasi pengaturan waktu elektronik


    Multivibrator menghasilkan bentuk gelombang output yang menyerupai gelombang persegi simetris atau asimetris dan dengan demikian adalah yang paling umum digunakan dari semua generator gelombang persegi. Multivibrator milik keluarga Osilator yang biasa disebut " Osilator Relaksasi ". Multivibrator Monostable dapat diartikan juga sebagai suatu rangkaian yang mempunyai satu keadaan stabil. Yaitu nilai output = 0. Apabila rangkaian monostable dipicu dari luar maka akan mengalami keadaan quasistabil sehingga output menjadi 1 untuk waktu tertentu, lalu kemudian stabil kembali ke 0.


    Secara umum, multivibrator diskrit terdiri dari dua transistor lintas ditambah rangkaian yang dirancang sedemikian rupa sehingga satu atau lebih dari outputnya diumpankan kembali sebagai input ke transistor lain dengan jaringan RC (resistor dan kapasitor) yang terhubung di antara mereka untuk menghasilkan tangki umpan balik rangkaian. 

Gelombang sinyal - ESM Knowledge
Gambar 1
    Pada gambar 1 ini merupakan salah satu contoh gelombang sinyal yang dihasilkan dari Multivibrator Monostable ini dan perioda waktu pada sinyal tersebut dapat dihitung dengan rumus: 


T = 0,7 RC


keterangan :
T : Perioda (sekon)
R : resistor rangkaian (Ohm)
C : kapasitor rangkaian (Farad)

    Berikut ini ada sebuah contoh rangkaian dari Multivibrator Monostable yang terbentuk dari 2 buah transistor dan perpaduan dari rangkaian RC yang terdapat pada gambar 2 dibawah ini.

Rangkaian Monostable - ESM Knowledge

Gambar 2
    Dari rangkaian ini, didapatkan bahwa LED hijau nantinya dapat menyala ketika diberi tegangan melalui Vin dan akan mati lalu menyalakan LED merah pada perioda tertentu.

Gambar 3

 

Gambar 3
    Gelombang sinyal tersebut telah membuktikan bahwa rangkaian multivibrator monostable ini dapat bereaksi sesaat tergantung dari nilai RC yang ada pada rangkaian tersebut. Sekian untuk pelajaran kali ini, semoga apa yang kita dapatkan kali ini bisa menjadi berkah bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dari penjeasan ini, sampai jumpa di pelajaran yang selanjutnya.


Download disini

Share:

Cara simulasi osiloskop pada Proteus

Posted on Mei 21, 2020

    Halo semua, kembali dengan ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas bagaimana cara untuk mensimulasikan osiloskop pada proteus. Hal ini terkadang sedikit membingungkan namun pada dasarnya penggunaannya hampir sama dengan memakai osiloskop yang aslinya. Dengan ini, kita dapat merencanakan atau menganalisa suatu rangkaian sebelum di rangkai di kehidupan aslinya guna meminimalisir kesalahan atau mengatasi kerusakan nantinya yang dapat terjadi. Baiklah langsung saja kita mencoba untuk membuat simulasi osiloskop pada proteus. 

    Untuk bahan-bahan kita cukup memerlukan proteusnya saja karena fitur osiloskop ini tidak membutuhkan library lainnya melainkan sudah ada di dalam proteusnya. Berikut contoh gambar dari wujud osiloskop dan signal generator pada proteus:

Osiloskop

                   Osiloskop - ESM Knowledge Osiloskop - ESM Knowledge
Berikut penjelasannya masing-masing nomornya:

  1. Level, digunakan untuk mengatur posisi di sumbu-x.
  2. AC DC, digunakan untuk mengatur tegangan yang digunakan apakah DC atau AC.
  3. Digunakan untuk mengubah puncak menjadi lembah dan sebaliknya.
  4. Mode operasi pada osiloskop:
  5. Auto, digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran secara otomatis
  6. One-shot, digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran secara one-shot, bentuk sinyal berada dalam posisi diam.
  7. Cursors, digunakan untuk menampilkan nilai tegangan dan waktu dari sinyal masukan ataupun keluaran.
  8. Source (pada trigger), digunakan untuk menentukan channel yang digunakan sebagai sumber atau masukan.
  9. Source (pada horizontal), digunakan untuk mengatur posisi pada arah horizontal untuk channel tertentu.
  10. Position (pada horizontal), digunakan untuk mengatur posisi sinyal pada arah horizontal.
  11. Timebase, digunakan untuk mengatur periode/ timebase yang besarnya mulai dari 0,5 µs/div sampai 200 ms/div.
  12. Position (pada channel), digunakan untuk mengatur posisi sinyal pada arah vertikal.
  13. AC/DC/GND/OFF. Digunakan untuk menentukan fungsi dari channel yang digunakan, apakah sinyalnya digunakan untuk mengukur sinyal AC, DC, ground, atau tidak digunakan (off).
  14. Invert, digunakan untuk membalikkan sinyal.
  15. A+B atau C+D, digunakan untuk menggabungkan sinyal dari channel A atau C dengan sinyal B atau D sehingga dihasilkan superposisi gelombang.
  16. Gain channel, digunakan untuk mengatur penguatan yang nilainya mulai dari 2 mV/div sampai 20 V/div.

Signal Generator

Signal Generator ini berguna untuk menghasilkan sinyal/gelombang kotak atau sinus (tegangan AC)
                            Signal Generator - ESM Knowledge Signal Generator - ESM Knowledge

Berikut penjelasannya:
  1. Frequency, signal generator memiliki jangkauan frekuensi 0 – 12 MHz dalam 8 range.
  2. Amplitude, signal generator memiliki jangkauan 0 – 12 V dalam 4 range.
  3. Waveform, bentuk gelombang masukan maupun keluaran dapat berupa gelombang persegi, gergaji, segi tiga, ataupun sinus.
  4. Polarity, polaritas yang digunakan dapat berupa unipolar maupun bipolar.

Langkah-langkah

1. Buka Proteus lalu klik logo ISIS

2. Klik Virtual Instrument di bagian kiri

 3. Pilih Osiloskop dan Signal generator lalu simpan di lembar kerja

4. Hubungkan Osiloskop dan Signal generator seperti gambar di bawah ini
       
 5. Lalu klik play untuk memulai simulasi

6. Atur Panel kontrol pada osiloskop dan signal generator supaya diperoleh sinyal yang diinginkan. Disini saya menggunakan penguatan sebesar 2 Volt/div dan time/div nya 1 ms, Atur juga frekuensi dan amplitudo pada sinyal generator yang dimana saya menggunakan frekuensi 360 Hz dan amplitudo 4,6 Volt.


7. Untuk mengetahui nilai tegangan dan panjang sinyalnya, klik cursor di bagian osiloskopnya pada kotak trigger dan drag saja ke gelombang yang ingin ada lihat. Jika sudah selesai simulasi, langsung stop saja simulasinya di bagian kiri bawah, jangan di close bagian osiloskop dan signal generatornya.

        Hore, simulasi osiloskop pada proteus telah kita laksanakan. Dengan simulasi ini nantinya bisa kita gunakan pada rangkaian yang akan kita uji, semoga ilmu yang kita dapatkan kali ini menjadi berkah bagi kita dan dapat berguna dikehidupan kita sehari-hari. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya yah semua. 

Share:

Sejarah Dari Terciptanya Hukum Ohm

Posted on Mei 11, 2020

    Halo semuanya, kembali lagi dengan saya di website ESM ini. Kali ini saya akan memberi tahu asal usul dari hukum ohm yang biasanya kita gunakan. Pasti semua pada hafal kan dengan hukum ini, apalagi yang memang bergelut pada bidang elektro/kelistrikan sudah Pasti menjadi makanan sehari-hari.
 
Hukum Ohm - ESM Knowledge

    Gambar diatas merupakan rumus dari hukum ohm yang biasa kita gunakan bukan? Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini : 
V = I x R 
I = V / R 
R = V / I 
Dimana : 
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

    tapi taukah kalian siapa yang menciptakan hukum ini? dan bagaimana sejarah dari terciptanya hukum ohm ini? Baiklah langsung saja kita akan membahas hal ini.

Sejarah dari Georg Simon Ohm:

    Hukum ohm ditemukan pada tahun 1826 dan dipublikasikan pada tahun 1827 oleh Georg Simon Ohm(1789-1854). Lahir dalam keluarga sederhana di Bavaria, Ohm belajar matematika dan fisika di bawah bimbingan ayahnya, dan setelah mendapatkan banyak pelatihan di sekolah, ia mengajar di sekolah menengah dan kolese. Dia telah mengembangkan beberapa percobaan demi kemajuan dirinya sendiri di laboratorium Jesuit College of Cologne , tempat ia mengajar. Untuk mencapai ambisinya guna mendapatkan pengakuan universitas, dia memutuskan untuk menerbitkan penemuan-penemuannya salah satunya pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.

Georg Ohm - ESM Knowledge
    Georg Ohm lahir di Erlangen, Brandenburg-Bayreuth , (Sekarang Jerman) pada 16 Maret 1789 dari pasangan Johann Wolfgang Ohm, seorang tukang kunci, dan Maria Elizabeth Beck, seorang penjahit. Walaupun ayahnya hanya berprofesi sebagai tukang kunci, namun beliau bisa menawarkan anak-anaknya pendidikan yang tinggi melalui ajarannya sendiri. Sebenarnya Georg Ohm terlahir sebagai 7 bersaudara, namun hanya 3 yang bertahan melewati masa kecilnya, yaitu Georg, Martin (matematikawan terkenal), dan Elizabeth Barbara. Pada tahun 1805, Ohm masuk ke Universitas Erlangen namun keluar di semester ketiga dan kemudian pergi mengajar matematika di sekolah Gottstadt bei Nydaud, Swiss. Georg Ohm meninggalkan sekolah tersebut pada Maret 1809 untuk menjadi guru privat diNeuchâtel . Atas hikmah dari Karl Christian von Langsdorff , beliau kembali melanjutkan studi di bidang matematika dan pada April 1811, beliau kembali ke Universitas Erlangen. Pada 25 Oktober 1811, Ohm memperoleh gelar doktor di bidang matematika dari Erlangen dan bergabung sebagai staf dosen matematika. Menyadari bahwa pekerjaan tersebut tidak mempunyai prospek yang baik dan uang yang diterima sedikit, maka beliau meninggalkan pekerjaan tersebut dan mendapatkan proposal pemerintah Bavaria.

    Tawaran untuk mengajar sebagai guru matematika dan fisika di sebuah sekolah berkualitas rendah diBamberg diterimanya pada Januari 1813. Dia juga bekerja sebagai penulis buku sekolah dasar perihal geometri, namun Ohm tidak merasa senang dengan pekerjaannya. Pada Februari 1816, sekolah tersebut ditutup dan pemerintah Bavaria mengirimnya ke sekolah yang penuh sesak di Bamberg untuk mengajar matematika. Pada 11 September 1817, Georg Ohm mendapatkan proposal mengajar matematika dan fisika di Gimnasium Jesuit, Cologne. Di daerah itu, beliau mulai melaksanakan aneka macam eksperimen sampai kepindahannya ke Berlin pada Maret 1828 lantaran antusiasme terhadap karyanya tidak terlalu baik. Pada tahun 1833, Ohm mendapatkan pekerjaan dan gelar profesor dari salah satu universitas di Nüremberg. Meskipun demikian, universitas tersebut bukanlah yang dicita-citakan olehnya. Pengakuan dan penghargaan masyarakat terhadap karya-karya besar Ohm terlambat beliau terima dan untuk mendapatkannya pun, beliau harus berusaha susah payah dan dalam waktu yang lama. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh hubungannya yang tidak terlalu baik dengan beberapa tokoh berkuasa, ibarat Johannes Schultz , tokoh kuat dalam departemen pendidikan Berlin, dan Georg Friedrich Pohl , profesor fisika di kota tersebut. Royal Society menawarkan penghargaan Medali Copley pada Ohm pada tahun 1841 dan setahun kemudian, beliau menjadi anggota Royal Society. Akademi Berlin danTurin juga menentukan Ohm sebagai anggota, dan pada tahun 1845, ia menjadi anggota penuh Akademi Bavaria. Pada tahun 1849, Ohm mengambil jabatan di Munich sebagai kurator Akademi Bavaria dan mulai mengajar di Universitas Munich . Dua tahun sebelum kematiannya, beliau berhasil meraih ambisinya menjadi ketua bidang studi fisika di Universitas Munich. 

    Hukum Ohm pertama kali muncul dalam buku populer yang berjudul Die galvanische Kette, mathematisch bearbeitet (1827) di mana beliau menawarkan teori yang lengkap perihal listrik. Dalam karya ini, ia menyatakan hukumnya untuk gaya gerak listrik yang bekerja antara ekstremitas dari setiap penggalan rangkaian yakni produk dari kekuatan arus, dan kendala dari penggalan sirkuit. Hukum akustik Ohm, kadang kala disebut aturan fase akustik atau hanya aturan Ohm, menyatakan bahwa bunyi musik dirasakan oleh pendengaran sebagai satu set dari sejumlah konstituen nada harmonik murni. Hal ini juga dikenal tidak sepenuhnya benar. Georg Simon Ohm meninggal di Munich, Kerajaan Bavaria pada 6 Juli 1854 (umur 65), dan dimakamkan diAlter Sudfriedhof .

    Nah itulah ringkasan sejarah terciptanya hukum ohm yang diciptakan oleh Georg Simon Ohm yang dimana penemuannya ini berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Berkat kegigihannya, beliau mampu mengubah dunia terutama dalam bidang kelistrikan yang selalu diaplikasikan dan dikenang sepanjang masa. Sekian saja dari sejarah hukum ohm ini semoga apa yang kita dapatkan kali ini mampu menjadi pembelajaran dan juga motivasi untuk kita agar bisa jauh lebih baik kedepannya.
Share:

Cara Simulasi Arduino pada Proteus

Posted on Mei 2, 2020

    Halo semua, kali ini kita akan membahas bagaimana cara untuk mensimulasikan sebuah arduino pada proteus. Hal ini berguna untuk kita yang ingin sekali belajar arduino namun terkendala pada hardware yang belum kita miliki, baik itu arduino nya ataupun komponen-komponen elektronika lainnya. Dengan adanya proteus memungkinkan kita untuk membuat simulasi Arduino tanpa harus membeli kit arduino itu sendiri ataupun untuk uji coba sebelum dirangkai ke hardware secara langsung.

Langkah-langkah:

    Langsung saja kita persiapkan apa yang dibutuhkan antara lain:
1. IDE Arduino (kalian dapat cari di www.arduino.cc)
2. Software Proteus (Yang saya gunakan Proteus 8)
3. Library proteus arduinolibs.zip (Di google banyak kok :D)

    Setelah kalian download dan install IDE Arduino dan Proteusnya, kita install library arduinonya dengan cara:
1. silahkan ekstrak file ARDUINOLIBS.zip yang kawan sudah download. Kemudian copas file yg bernama ARDUINO.LIB dan ARDUINO.IDX
    ke folder “LIBRARY” di folder dimana anda menginstall Proteus. (C:\Program Files\Labcenter Electronics\ Proteus 8 Professional)
2. Pastikan juga proteusnya sudah terinstall KEY untuk AVR. Klo belum punya KEY nya. Copas file yg bernama AVR2.dll ke folder MODEL di folder
    install Proteus dan AVR2.LIB dan AVR2.idx ke folder “LIBRARY”.

    Ketika cara diatas sudah dilakukan, saatnya untuk masuk ke proteusnya.

    Selanjutnya klik Component Mode (terletak di tab sebelah kiri. Dibawahnya gambar pointer). Kemudian klik tombol “P”, maka kotak dilaog Pick Devices akan muncul. 

    selanjutnya, pada bagian keywords ketikkan arduino. pada bagian results pilih ARDUINO UNO R3. Kemudian klik tombol ok.

    Setelah itu simpan gambar arduino di lembar kerja dan cari juga komponen resistor dan LED pada Component Mode seperti cara mencari arduino tadi, lalu simpan semua komponen pada lembar kerja proteusnya.

    Lalu rangkai semua komponen seperti pada gambar, jangan lupa untuk menambahkan ground yang bisa kita dapat pada bagian yang telah dilingkari.

    Ketika kita telah membuat rangkaiannya, maka lanjut ke IDE Arduino untuk membuat sketch programnya, Buka saja di menu file, lalu pilih examples, klik basics, lalu pilih blink karena kita akan mensimulasikan LED berkedip.

    Setelah itu, kita compile program kita dengan cara klik gambar checklist lalu tunggu sampai ada tulisan done compiling

    Lalu kita cari file yang berformatkan .HEX di (C:\Users\Rocky Style\AppData\Local\Temp), untuk yang Rocky Style itu adalah nama profil PC saya, ganti dengan nama profil PC kalian yah. lalu cari folder terbaru bernama arduino_build.

    Kita kembali ke proteus dan klik 2x pada bagian gambar arduinonya lalu di baris program file, klik gambar folder lalu cari file HEX yang tadi. Misalkan di PC saya ada pada (C:\Users\Rocky Style\AppData\Local\Temp\arduino_build_883830\Blink.ino.hex).

    Setelah itu klik oke dan jalankan simulasi proteus dengan cara klik logo play di bagian bawah kiri lalu simulasi telah berjalan, horeeee.

    Sekian untuk pelajaran kali ini, semoga apa yang kita dapatkan kali ini bisa menjadi berkah bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dari penjeasan ini, sampai jumpa di pelajaran yang selanjutnya.
Share:

Hubungi kami: