Tampilkan postingan dengan label Rangkaian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rangkaian. Tampilkan semua postingan

Membuat Alarm Pintu dengan Sensor Infrared dan NodeMCU

Cover - ESM Knowledge
    Halo sobat ESM, kembali lagi di ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas cara membuat alarm pintu dengan sensor infrared dan NodeMCU. Rangkaian ini juga bisa bermanfaat buat yang mau pergi keluar rumah atau sekedar menjaga privasi kalian dikamar. Dengan memanfaatkan board NodeMCU memungkinkan kita untuk membuat alarm ini bisa memberikan notifikasi ke smartphone kita dengan koneksi WIFI. Langsung saja kita cek postingan berikut ini.

Apa itu NodeMCU?

    Sebelum kita terjun untuk menggunakan board NodeMCU, kita harus kenali dulu apa sih NodeMCU itu? NodeMCU adalah salah satu platform IoT yang sifatnya OpenSource, terdiri dari chip ESP8266 dan fungsinya hampir mirip seperti mikrokontroler Arduino pada umumnya. 

Contoh board NodeMCU - ESM Knowledge
Contoh board NodeMCU
    
    Seperti pada board arduino, board NodeMCU ini memiliki konfigurasi tersendiri pada tiap pin nya. Notasi yang diberikan pada NodeMCU sedikit berbeda namun fungsinya sama dengan pada board arduino pada umumnya. Berikut skematik pin pada NodeMCU.

Skematik pin NodeMCU - ESM Knowledge
Skematik pin NodeMCU

Cara membuat Alarm Pintu

    Untuk alarm pintu yang akan kita buat kali ini dilengkapi dengan fitur notifikasi ke smartphone kita karena akan memakai NodeMCU juga. Jadi langsung saja kita simak apa saja yang kita butuhkan.

Alat dan Bahan

  1. NodeMCU
  2. IR Sensor
  3. Kabel Jumper
  4. Buzzer
  5. PCB (saya menggunakan yang PCB bolong)
  6. Solder dan timah

Software

  1. Proteus       : untuk membuat skema rangkaian (Optional)
  2. Arduino IDE : untuk membuat sketch code pada NodeMCU (bisa download di arduino.cc dan jangan lupa untuk menambah pilihan board NodeMCU di software tersebut)

Langkah Kerja

      1. Pastikan membuat skema rangkaian terlebih dahulu seperti ini:

Skema Rangkaian Manual - ESM Knowledge  Skema Rangkaian dengan NodeMCU - ESM Knowledge

Skema Rangkaian
      2. Siapkan alat dan bahannya
      3. Siapkan juga Sketch Code untuk NodeMCU nya (bisa di download di sini)
      4. Rangkai setiap komponen seperti pada gambar diatas
      5. Upload Sketch Code nya ke NodeMCU dengan software ArduinoIDE nya.
      6. Setelah di Upload, jalankan rangkai dan cek apakah rangkaian dan fungsinya sudah benar

      7. Apabila sudah sesuai, maka kita pasang alat ini ke pintu yang akan dipasang alarmnya. Skema pemasangan alat seperti gambar dibawah ini
Skema Pemasangan - ESM Knowledge
Skema Pemasangan
         8. Setelah di pasang, uji coba alat tersebut apakah berfungsi dengan baik setelah dipasang di pintu. Untuk saya pribadi pemasangan seperti gambar dibawah. Silahkan sesuaikan dengan imajinasi dan kreatifitas masing-masing yah sobat ESM.
Hasil Akhir - ESM KnowledgeHasil Akhir

    Hasil akhirnya ketika pintu ditutup maka IR Sensor akan mendeteksi dan buzzer tidak akan berbunyi menandakan pintu masih tertutup. Apabila pintu dibuka maka IR Sensor tidak akan mendeteksi dan Buzzer akan berbunyi serta memberi juga notifikasi ke Smartphone kita bahwa pintu telah dibuka. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada video dibawah ini.


    Demikian dari pembahasan cara membuat alarm pintu dengan IR sensor dan NodeMCU kali ini, Semoga pembahasan ini bisa menjadi inspirasi bagi sobat ESM dan juga memberi ilmu yang bermanfaat untuk kita semua. Sekian dari ESM Knowledge untuk pembahasan kali ini dan sampai jumpa di postingan selanjutnya. Salam ESM.
Share:

Software Simulasi Rangkaian Elektronika Terbaik

    
Software Simulasi Rangkaian Elektronika Terbaik - ESM Knowledge

    Halo sobat ESM, kembali lagi di ESM Knowledge. Postingan kali ini akan membahas daftar software simulasi rangkaian elektronika terbaik versi ESM Knowledge yang saya pribadi juga pakai untuk keperluan kuliah ataupun bekerja. Software ini sangat berguna untuk keperluan perancangan rangkaian, simulasi rangkaian, pembuatan PCB juga ada, serta terdapat simulasi nilai tegangan, arus, dan lainnya secara real time. Untuk kalian para anak teknik apalagi yang dari jurusan atau prodi yang belajar elektronika atau yang hobi dan bergelut di bidang elektro bisa langsung kita cek postingan berikut ini.

1. Proteus

    Software ini sepertinya sudah tidak asing bagi kalian, karena software ini memang banyak digunakan oleh para pelajar bahkan para pekerja yang bergelut dibidang elektronik. Proteus adalah software yang digunakan untuk membuat simulasi rangkaian baik itu mikroprosesor, rangkaian skematis, bahkan software ini bisa membuat desain PCB. Proteus sendiri dikembangkan oleh Labcenter Electronics yaitu sebuah perusahaan yang berfokus pada elektronik. Di dalam proteus ini terdapat sub-software dengan kegunaan masing - masing seperti ISIS schematic capture, ARES PCB Layout, dan VSM (Visual System Modeling).

Proteus - ESM Knowledge


2. Circuit Wizard

    Aplikasi ini hampir seperti proteus karena fungsinya sama untuk membuat skema elektronik dan membuat desain PCB juga, namun untuk tampilan dan untuk mencari komponen lebih mudah sehingga yang masih awam dengan software rangkaian elektronik mudah menggunakannya. Aplikasi ini merupakan penggabungan antara software LiveWire dan PCB Wizard menjadi satu software yang membuat saya suka dengan aplikasi ini. Ditambah terdapat fitur perencanaan biaya pada aplikasi ini setelah kita membuat skema elektronik yang menjadikan aplikasi ini cocok sekali untuk para perancang PCB yang mau menentukan harga pada hasil PCB yang dibuat.

Circuit Wizard - ESM Knowledge

3. Fritzing

    Siapa yang tau Arduino? Software Fritzing ini cocok untuk yang mau mensimulasikan arduino pada PC dan yang mau belajar arduino tanpa hardware arduino itu sendiri.Aplikasi ini juga berfungsi untuk membuat sebuah skema rangkaian elektronika secara real karena komponen - komponennya digambarkan sangat mirip dengan komponen aslinya. Tidak hanya untuk menggambar skema saja, aplikasi ini juga bisa untuk membuat PCB Layout dan pastinya memprogram arduino langsung pada aplikasi ini. Namun ada kelemahan pada aplikasi ini karena tidak dapat melakukan simulasi real time pada rangkaian yang telah dibuat (Press F for pay respect :D ).
Fritzing - ESM Knowledge

4. EAGLE

    Bukan elang yah, EAGLE adalah singkatan dari Easily Applicable Graphical Layout Editor. Baru tau kan singkatan nya? sama saya juga :D. Software ini merupakan aplikasi untuk membuat skematik elektronik dan PCB. Pengembang dari aplikasi ini dulunya dipegang oleh CadSoft Computer dan sekarang sudah dipegang oleh Autodesk. Kelebihan dari software ini yaitu library komponen yang cukup lengkap seperti proteus dan pemakaian aplikasi ini cocok untuk para pendesain PCB karena banyak yang sudah memakai aplikasi ini dan banyak juga para komunitas pengguna EAGLE ini.

EAGLE - ESM Knowledge

    Nah itu dia beberapa daftar software simulasi rangkaian elektronika yang terbaik versi ESM Knowledge. Buat yang penasaran dengan aplikasinya, silahkan download aplikasinya melalui Google yah. hehe soalnya kami tidak menyediakan aplikasinya terkait dengan lisensi dan kebijakan dari para pengembang software tersebut. Semoga postingan ini dapat bermanfaat dan juga bisa menjadi referensi untuk mencoba software tersebut. Sampai jumpa lagi di pertemuan berikutnya dan masih di ESM Knowledge. Jangan lupa share juga postingan ini agar ilmu yang telah kita dapat bisa bermanfaat juga bagi orang lain. Sampai jumpa sobat ESM.   
Share:

Komponen Op-Amp (Operational Amplifier)

Posted on June 2, 2020

    Halo semua, kembali lagi di ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas suatu komponen elektronik yaitu Operasional Amplifier atau bisa disebut Op-Amp. Op-Amp ini adalah sebuah penguat instan yang bisa langsung dipakai untuk benyak aplikasi penguatan. Sebuah Op amp biasanya berupa IC (Integrated Circuit). Pengemasan Op amp dalam IC bermacam-macam, ada yang berisi satu op amp (contoh : 741), dua op amp (4558, LF356), empat op amp (contoh = LM324, TL084), dll. Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC.

Komponen Op-Amp - ESM Knowledge

    Gambar diatas ini merupakan simbol dan bentuk dari IC Op-Amp itu sendiri yang dimana contoh gambar diatas merupakan Op-Amp type 741. Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741 hanya berharga beberapa ribu rupiah. Seperti terlihat pada gambar 1, op amp memiliki masukan tak membalik v+(non-inverting), masukan membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran akan “berlawanan fase” (berlawanan tanda dengan isyarat masukan). Sebaliknya, jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan “sefase”. Sebuah opamp biasanya memerlukan catu daya ± 15 V. Dalam menggambarkan rangkaian hubungan catu daya ini biasanya dihilangkan. Beberapa sifat ideal dari Op-amp adalah sebagai berikut:

a. Penguat lingkar terbuka tak berhingga atau Av, Ib = ~

b. Hambatan keluaran lingkar terbuka adalah nol atau R0, Ib= 0

c. Hambatan masukan lingkar terbuka tak berhingga atau Ri, Ib= ~

d. Lebar pita tak berhingga atau ∆f= f2 –f1 = ~

e. Nisbah penolakan modus bersama (CMRR)


    Pada Op-Amp ini ada beberapa macam aplikasi yang bisa digunakan, yaitu:

1. Penguat Pembalik ( Inverting amplifier )

Inverting amplifier ini, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada tanda minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa lebih kecil nilai besaran dari 1, misalnya -0.2 , -0.5 , -0.7 , dst dan selalu negatif. Rumus nya :
Inverting Amplifier - ESM Knowledge

Rangkaian dari Inverting adalah seperti gambar berikut :

Inverting Amplifier - ESM Knowledge


Untuk mencari gain cukup Vout/Vin, maka dari contoh diatas gainnya sebesar 2.

2. Penguat Tak pembalik (Non Inverting Amplifier )

Penguat Non Inverting amplifier merupakan kebalikan dari penguat inverting,dimana Input dimasukkan pada input non inverting sehingga polaritas output akan sama dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya Rfeedback dan Rinput.

Non Inverting Amplifier - ESM Knowledge

sehingga persamaan menjadi :


Hasil tegangan output noninverting ini akan lebih dari satu dan selalu positif.
Rangkaian nya adalah seperti pada gambar berikut ini :
Non Inverting Amplifier - ESM Knowledge
Untuk mencari gain sama saja yaitu Vout/Vin, maka dari contoh diatas gainnya sebesar 3.

3. Komparator (rangkaian pembanding)

Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkanpenguatan terbuka (open-loop gain) penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat operasional khusus yang memang difungsikan semata-mata untuk penggunaan ini dan agak berbeda dari penguat operasional lainnya dan umum disebut juga dengan komparator .

Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi. di mana Vs adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara + Vs dan −Vs.)

Berikut gambar rangkaian dari Komparator :
Komparator - ESM Knowledge

4. Buffer

Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Dalam
hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1.
Rangkaiannya seperti pada gambar berikut ini.
Buffer - ESM Knowledge
Nilai R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan. Besar nilainya tergantung
dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan op-ampnya.

5. Adder / Penjumlah

Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian inverting.Rangkaian penjumlah dengan menggunakan non inverting sangat suah dilakukan karena tegangan yang diparalel akan menjadi tegangan terkecil yang ada, sehingga susah terjadi proses penjumlahan. 
Adder - ESM Knowledge

6. Subtractor / Pengurang

Rangkaian pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan memanfaatkan masukan non-inverting, sehingga persamaannya menjadi sedikit ada perubahan. Rangkaian ini bisa terdiri 3 macam yaitu :

a. Rangkaian dengan 1 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting dan kaki noninverting.

b. Rangkaian dengan 2 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp tidak jauh berbeda dengan satu opamp, yaitu salah satu
input dikuatkan dulu kemudian dimasukkan ke rangkaian pengurang

c. Rangkaian dengan 3 op-amp

7. Differensiator

Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan persamaan :



di mana Vin dan Vout adalah fungsi dari waktu.


Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga induktor yang mahal dan bentuknya yang besar. Diferensiator dapat juga dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.
Differensiator - ESM Knowledge

8. Penguat Integrator (Integrator Amplifier)

Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan persamaan :

di mana t adalah waktu dan Vmula adalah tegangan keluaran pada t=0
Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan dapat digunakan untuk rangkaian tapis aktif.
Integrator Amplifier - ESM Knowledge
    Sekian untuk pelajaran kali ini, semoga apa yang kita dapatkan kali ini bisa menjadi berkah bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dari penjelasan ini, sampai jumpa di pelajaran yang selanjutnya. 

    
Share:

Multivibrator Astable

Posted on Mei 31, 2020

    Halo semua, kembali lagi di ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas lagi dan lagi salah satu aplikasi dari transistor juga yaitu Multivibrator Astable.Dari arti astable yang berarti tidak stabil ini membuat Multivibrator Astable berbeda dari Multivibrator Monostable dan Multivibrator Bistable yang memerlukan input sinyal external, Multivibrator Astable ini bekerja secara mandiri yang berarti tidak membutuhkan supply sinyal dari luar. 
    
    Pengertian dari Multivibrator Astable adalah suatu rangkaian yang bagian outputnya tidak bisa stabil pada satu keadaan atau level, akan tetapi berubah-ubah secara terus-menerus dari keadaan 0 ke keadaan 1 berulang-ulang. Multivibrator Astabil memiliki pemicu bawaan otomatis yang secara terus-menerus mengaktifkannya antara dua kondisi tidak stabil yang di set dan reset. Dalam rangkaian elektronik, Multivibrator Astabil juga dikenal sebagai Multivibrator yang berjalan bebas karena mereka tidak memerlukan input tambahan atau bantuan eksternal untuk berosilasi. 

    Dari cara kerja Multivibrator Astable ini hampir sama seperti yang Bistable namun pergantiannya otomatis dan waktu periodanya tergantung pada rangkaian RC yang dirangkai pada Multivibrator Astable ini. Untuk menghitung periodanya dapat menggunakan rumus: 

T = t1 + t2

t1 =0.69C1 R3
t2 =0.69C2 R2
Di mana, R berada di Ω dan C di Farad.


Multivibrator Astable - ESM Knowledge

    Pada kali ini saya akan mencoba simulasikan rangkaian untuk Multivibrator Astable ini dengan proteus dan kita akan lihat bagaimana cara kerjanya.
Multivibrator Astable - ESM Knowledge Multivibrator Astable - ESM Knowledge

    Seperti yang terlihat pada gambar diatas, LED hijau dan merah menyala secara bergantian yang dimana dipengaruhi dari rangkaian RC tersebut. Ketika LED hijau menyala, kapasitor C2 akan mengeluarkan muatannya dan mengaktifkan LED hijau dan kapasitor C1 akan mulai mengisi muatannya dalam beberapa waktu. Setelah muatan pada C2 kosong, maka LED hijau akan padam dan LED merah akan menyala karena diberi muatan dari C1 yang telah terisi penuh. Hal ini dilakukan terus menerus selagi sumber tegangan masih aktif dan membuat rangkaian menyala secara Flip-Flop atau bergantian. Sekian untuk pelajaran kali ini, semoga apa yang kita dapatkan kali ini bisa menjadi berkah bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dari penjeasan ini, sampai jumpa di pelajaran yang selanjutnya. 

Download Disini
Share:

Multivibrator Bistable

Posted on Mei 31, 2020

    Halo semua, kembali lagi di ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas lagi salah satu aplikasi dari transistor juga yang bernama Multivibrator Bistable. Ini kebalikannya dari Multivibrator Monostable , Bi bisa diartikan dua atau rangkap dua, Stable berarti stabil dan multivibrator adalah bentuk osilator pengenduran yang terdiri atas dua tingkat yang terhubung sehingga masukan dari tiap tingkat menjadi keluaran dari tingkat yang lain. Jadi Multivibrator Bistable adalah jenis lain dari dua keadaan yang serupa dengan Monostable Multivibrator yang kita lihat di postingan sebelumnya namun perbedaannya kali ini adalah bahwa kedua menyatakan stabil. 
    
    Multivibrator Bistabil dapat dialihkan dari satu kondisi stabil ke yang lain dengan penerapan pulsa pemicu eksternal sehingga, diperlukan dua pulsa pemicu eksternal sebelum kembali ke keadaan semula. Karena multivibrator Bistabil memiliki dua keadaan stabil, mereka lebih dikenal sebagai Latch (kait/kunci) dan Flip-flop untuk digunakan dalam rangkaian tipe sekuensial (berurutan). Hal ini dapat disimpulkan bahwa cara kerja dari Multivibrator Bistable sama halnya seperti Flip-Flop yang telah dijelaskan diatas tadi. 

Palang Pintu Kereta

    Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan gambar diatas kan, yap lampu palang pintu kereta ini menggunakan sistem Flip-flop juga karena nyala lampunya yang bergantian, inilah salah satu pengaplikasian nyata dari Multivibrator Bistable ini. 
Rangkaian Bistable Multivibrator - ESM Knowledge

    Gambar diatas adalah salah satu contoh rangkaian dari Multivibrator Bistable, disini saya akan coba simulasikan rangkaian tersebut pada proteus seperti gambar dibawah ini.


    Dari simulasi ini, ketika kita beri input secara bergantian maka nantinya lampu juga akan menyala bergantian seiring dengan input yang diberikan. Sekian untuk pelajaran kali ini, semoga apa yang kita dapatkan kali ini bisa menjadi berkah bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dari penjeasan ini, sampai jumpa di pelajaran yang selanjutnya.

Download disini
Share:

Multivibrator Monostabil

Posted on Mei 31, 2020


    Halo semua, kembali lagi di ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas salah satu pengaplikasian dari sebuah transistor yang bernama Multivibrator Monostable. Dalam bahasa inggris mono diartikan menjadi satu, stable adalah stabil/tetap dan dalam KBBI multivibrator adalah bentuk osilator pengenduran yang terdiri atas dua tingkat yang terhubung sehingga masukan dari tiap tingkat menjadi keluaran dari tingkat yang lain. Jadi Multivibrator Monostable adalah rangkaian regeneratif berurutan yang sinkron atau asinkron dan digunakan secara luas dalam aplikasi pengaturan waktu elektronik


    Multivibrator menghasilkan bentuk gelombang output yang menyerupai gelombang persegi simetris atau asimetris dan dengan demikian adalah yang paling umum digunakan dari semua generator gelombang persegi. Multivibrator milik keluarga Osilator yang biasa disebut " Osilator Relaksasi ". Multivibrator Monostable dapat diartikan juga sebagai suatu rangkaian yang mempunyai satu keadaan stabil. Yaitu nilai output = 0. Apabila rangkaian monostable dipicu dari luar maka akan mengalami keadaan quasistabil sehingga output menjadi 1 untuk waktu tertentu, lalu kemudian stabil kembali ke 0.


    Secara umum, multivibrator diskrit terdiri dari dua transistor lintas ditambah rangkaian yang dirancang sedemikian rupa sehingga satu atau lebih dari outputnya diumpankan kembali sebagai input ke transistor lain dengan jaringan RC (resistor dan kapasitor) yang terhubung di antara mereka untuk menghasilkan tangki umpan balik rangkaian. 

Gelombang sinyal - ESM Knowledge
Gambar 1
    Pada gambar 1 ini merupakan salah satu contoh gelombang sinyal yang dihasilkan dari Multivibrator Monostable ini dan perioda waktu pada sinyal tersebut dapat dihitung dengan rumus: 


T = 0,7 RC


keterangan :
T : Perioda (sekon)
R : resistor rangkaian (Ohm)
C : kapasitor rangkaian (Farad)

    Berikut ini ada sebuah contoh rangkaian dari Multivibrator Monostable yang terbentuk dari 2 buah transistor dan perpaduan dari rangkaian RC yang terdapat pada gambar 2 dibawah ini.

Rangkaian Monostable - ESM Knowledge

Gambar 2
    Dari rangkaian ini, didapatkan bahwa LED hijau nantinya dapat menyala ketika diberi tegangan melalui Vin dan akan mati lalu menyalakan LED merah pada perioda tertentu.

Gambar 3

 

Gambar 3
    Gelombang sinyal tersebut telah membuktikan bahwa rangkaian multivibrator monostable ini dapat bereaksi sesaat tergantung dari nilai RC yang ada pada rangkaian tersebut. Sekian untuk pelajaran kali ini, semoga apa yang kita dapatkan kali ini bisa menjadi berkah bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dari penjeasan ini, sampai jumpa di pelajaran yang selanjutnya.


Download disini

Share:

Cara simulasi osiloskop pada Proteus

Posted on Mei 21, 2020

    Halo semua, kembali dengan ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas bagaimana cara untuk mensimulasikan osiloskop pada proteus. Hal ini terkadang sedikit membingungkan namun pada dasarnya penggunaannya hampir sama dengan memakai osiloskop yang aslinya. Dengan ini, kita dapat merencanakan atau menganalisa suatu rangkaian sebelum di rangkai di kehidupan aslinya guna meminimalisir kesalahan atau mengatasi kerusakan nantinya yang dapat terjadi. Baiklah langsung saja kita mencoba untuk membuat simulasi osiloskop pada proteus. 

    Untuk bahan-bahan kita cukup memerlukan proteusnya saja karena fitur osiloskop ini tidak membutuhkan library lainnya melainkan sudah ada di dalam proteusnya. Berikut contoh gambar dari wujud osiloskop dan signal generator pada proteus:

Osiloskop

                   Osiloskop - ESM Knowledge Osiloskop - ESM Knowledge
Berikut penjelasannya masing-masing nomornya:

  1. Level, digunakan untuk mengatur posisi di sumbu-x.
  2. AC DC, digunakan untuk mengatur tegangan yang digunakan apakah DC atau AC.
  3. Digunakan untuk mengubah puncak menjadi lembah dan sebaliknya.
  4. Mode operasi pada osiloskop:
  5. Auto, digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran secara otomatis
  6. One-shot, digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran secara one-shot, bentuk sinyal berada dalam posisi diam.
  7. Cursors, digunakan untuk menampilkan nilai tegangan dan waktu dari sinyal masukan ataupun keluaran.
  8. Source (pada trigger), digunakan untuk menentukan channel yang digunakan sebagai sumber atau masukan.
  9. Source (pada horizontal), digunakan untuk mengatur posisi pada arah horizontal untuk channel tertentu.
  10. Position (pada horizontal), digunakan untuk mengatur posisi sinyal pada arah horizontal.
  11. Timebase, digunakan untuk mengatur periode/ timebase yang besarnya mulai dari 0,5 µs/div sampai 200 ms/div.
  12. Position (pada channel), digunakan untuk mengatur posisi sinyal pada arah vertikal.
  13. AC/DC/GND/OFF. Digunakan untuk menentukan fungsi dari channel yang digunakan, apakah sinyalnya digunakan untuk mengukur sinyal AC, DC, ground, atau tidak digunakan (off).
  14. Invert, digunakan untuk membalikkan sinyal.
  15. A+B atau C+D, digunakan untuk menggabungkan sinyal dari channel A atau C dengan sinyal B atau D sehingga dihasilkan superposisi gelombang.
  16. Gain channel, digunakan untuk mengatur penguatan yang nilainya mulai dari 2 mV/div sampai 20 V/div.

Signal Generator

Signal Generator ini berguna untuk menghasilkan sinyal/gelombang kotak atau sinus (tegangan AC)
                            Signal Generator - ESM Knowledge Signal Generator - ESM Knowledge

Berikut penjelasannya:
  1. Frequency, signal generator memiliki jangkauan frekuensi 0 – 12 MHz dalam 8 range.
  2. Amplitude, signal generator memiliki jangkauan 0 – 12 V dalam 4 range.
  3. Waveform, bentuk gelombang masukan maupun keluaran dapat berupa gelombang persegi, gergaji, segi tiga, ataupun sinus.
  4. Polarity, polaritas yang digunakan dapat berupa unipolar maupun bipolar.

Langkah-langkah

1. Buka Proteus lalu klik logo ISIS

2. Klik Virtual Instrument di bagian kiri

 3. Pilih Osiloskop dan Signal generator lalu simpan di lembar kerja

4. Hubungkan Osiloskop dan Signal generator seperti gambar di bawah ini
       
 5. Lalu klik play untuk memulai simulasi

6. Atur Panel kontrol pada osiloskop dan signal generator supaya diperoleh sinyal yang diinginkan. Disini saya menggunakan penguatan sebesar 2 Volt/div dan time/div nya 1 ms, Atur juga frekuensi dan amplitudo pada sinyal generator yang dimana saya menggunakan frekuensi 360 Hz dan amplitudo 4,6 Volt.


7. Untuk mengetahui nilai tegangan dan panjang sinyalnya, klik cursor di bagian osiloskopnya pada kotak trigger dan drag saja ke gelombang yang ingin ada lihat. Jika sudah selesai simulasi, langsung stop saja simulasinya di bagian kiri bawah, jangan di close bagian osiloskop dan signal generatornya.

        Hore, simulasi osiloskop pada proteus telah kita laksanakan. Dengan simulasi ini nantinya bisa kita gunakan pada rangkaian yang akan kita uji, semoga ilmu yang kita dapatkan kali ini menjadi berkah bagi kita dan dapat berguna dikehidupan kita sehari-hari. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya yah semua. 

Share:

Hubungi kami: