Posted on Mei 21, 2020
Halo semua, kembali dengan ESM Knowledge. Kali ini kita akan membahas bagaimana cara untuk mensimulasikan osiloskop pada proteus. Hal ini terkadang sedikit membingungkan namun pada dasarnya penggunaannya hampir sama dengan memakai osiloskop yang aslinya. Dengan ini, kita dapat merencanakan atau menganalisa suatu rangkaian sebelum di rangkai di kehidupan aslinya guna meminimalisir kesalahan atau mengatasi kerusakan nantinya yang dapat terjadi. Baiklah langsung saja kita mencoba untuk membuat simulasi osiloskop pada proteus.
Untuk bahan-bahan kita cukup memerlukan proteusnya saja karena fitur osiloskop ini tidak membutuhkan library lainnya melainkan sudah ada di dalam proteusnya. Berikut contoh gambar dari wujud osiloskop dan signal generator pada proteus:
Osiloskop
- Level, digunakan untuk mengatur posisi di sumbu-x.
- AC DC, digunakan untuk mengatur tegangan yang digunakan apakah DC atau AC.
- Digunakan untuk mengubah puncak menjadi lembah dan sebaliknya.
- Mode operasi pada osiloskop:
- Auto, digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran secara otomatis
- One-shot, digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran secara one-shot, bentuk sinyal berada dalam posisi diam.
- Cursors, digunakan untuk menampilkan nilai tegangan dan waktu dari sinyal masukan ataupun keluaran.
- Source (pada trigger), digunakan untuk menentukan channel yang digunakan sebagai sumber atau masukan.
- Source (pada horizontal), digunakan untuk mengatur posisi pada arah horizontal untuk channel tertentu.
- Position (pada horizontal), digunakan untuk mengatur posisi sinyal pada arah horizontal.
- Timebase, digunakan untuk mengatur periode/ timebase yang besarnya mulai dari 0,5 µs/div sampai 200 ms/div.
- Position (pada channel), digunakan untuk mengatur posisi sinyal pada arah vertikal.
- AC/DC/GND/OFF. Digunakan untuk menentukan fungsi dari channel yang digunakan, apakah sinyalnya digunakan untuk mengukur sinyal AC, DC, ground, atau tidak digunakan (off).
- Invert, digunakan untuk membalikkan sinyal.
- A+B atau C+D, digunakan untuk menggabungkan sinyal dari channel A atau C dengan sinyal B atau D sehingga dihasilkan superposisi gelombang.
- Gain channel, digunakan untuk mengatur penguatan yang nilainya mulai dari 2 mV/div sampai 20 V/div.
Signal Generator
- Frequency, signal generator memiliki jangkauan frekuensi 0 – 12 MHz dalam 8 range.
- Amplitude, signal generator memiliki jangkauan 0 – 12 V dalam 4 range.
- Waveform, bentuk gelombang masukan maupun keluaran dapat berupa gelombang persegi, gergaji, segi tiga, ataupun sinus.
- Polarity, polaritas yang digunakan dapat berupa unipolar maupun bipolar.
0 komentar:
Posting Komentar